Mendorong Kemandirian Ekonomi bangsa adalah tujuan utama yang kini menjadi fokus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia. Dengan pergeseran paradigma dari sekadar pencetak tenaga kerja menjadi pembentuk wirausahawan, SMK memainkan peran krusial dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa. Ini merupakan investasi jangka panjang untuk menciptakan ekosistem bisnis yang dinamis dan berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada lapangan kerja formal semata.
Inisiatif pemerintah dalam memperkuat pendidikan vokasi kini sangat menekankan aspek kewirausahaan. Pada laporan tahunan Kementerian Perindustrian per 10 Juni 2025, disebutkan bahwa jumlah startup yang berasal dari lulusan SMK meningkat 25% dalam tiga tahun terakhir. Hal ini didukung oleh program-program seperti teaching factory yang diimplementasikan di banyak SMK. Misalnya, di SMK Negeri 3 Malang, pada hari Rabu, 17 Juli 2025, unit produksi busana mereka berhasil memenuhi pesanan seragam untuk 500 karyawan sebuah perusahaan swasta, dengan omset mencapai Rp80 juta. Seluruh proses produksi dan manajemen keuangan dilakukan oleh siswa, di bawah bimbingan guru. Ini adalah contoh konkret bagaimana SMK berkontribusi pada Kemandirian Ekonomi melalui praktik langsung.
Selain itu, kolaborasi dengan dunia usaha dan industri (DUDI) juga diperluas untuk memberikan mentor dan akses pasar bagi siswa yang memiliki ide bisnis. Banyak pengusaha sukses yang kini secara rutin menjadi pembicara tamu atau mentor di SMK, berbagi pengalaman dan pengetahuan praktis tentang memulai dan mengembangkan usaha. Pada 5 Agustus 2025, sebuah forum “CEO Goes to School” diselenggarakan di 10 SMK unggulan di Jawa Barat, di mana para CEO perusahaan besar berbagi strategi bisnis dan memberikan inspirasi kewirausahaan kepada ribuan siswa. Langkah ini bertujuan untuk memupuk mentalitas pengusaha sejak dini.
Pentingnya pelatihan soft skills seperti negosiasi, pemasaran digital, dan manajemen keuangan juga ditekankan dalam kurikulum SMK. Tujuannya adalah membekali siswa dengan kompetensi holistik yang diperlukan untuk mengelola bisnis mereka sendiri. Data dari Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah (APKM) per 30 September 2025 mencatat bahwa lebih dari 1.000 unit usaha baru yang didirikan oleh lulusan SMK berhasil bertahan lebih dari satu tahun. Ini menunjukkan efektivitas pendekatan yang fokus pada pengembangan jiwa wirausaha. Dengan demikian, SMK tidak hanya mencetak tenaga kerja profesional, tetapi juga agen perubahan yang akan mendorong Kemandirian Ekonomi dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi bangsa.